Ditolak Satu, Ada Sejuta Calon Mertua Siap Menerimamu
Hastag twitter hari ini dirajai pembubaran diri salah satu situs
populer kawula muda. Konon situs tersebut selama ini menjadi arena nongkrong
generasi yang didominasi kaum jomblo-er. Tebakan saya penutupan itu semacam
trik penarik masa, untuk kemudian situs bersangkutan menjelma dalam gaya serupa
dengan juragan berbeda. Alias dibeli pemodal. Mirip portal berita dengan
tagline mengabarkan perdetik.
Terkadang ditolak Google lebih menyakitkan, setelah berbulan merawat blog |
Beragam komentar terlontar dari netizen. Sekian di antaranya mereka
mengaku menemukan ‘kedamaian’ saat membaca blog. Menghabiskan berjam-jam
mengeja kata-demi kata. Para jomblo-er seolah menutup pintu kedamaian yang
lebih lapang dan menyenangkan. Apa itu? Yups, gerbang pernikahan!
Beberapa hari yang lalu, seorang kawan menikah. Merayakan pernikahan
dalam nuansa sederhana. Jauh dari kesan ‘gemebyar’. Satu hal yang patut
mendapatkan sanjungan. Di tengah budaya mewah pesta pernikahan yang mewabah. Meski
ditempuhi segala upaya, termasuk memaksakan diri mencari hutang. Teman saya itu
memilih langkah elegan, meraih tujuan sebenarnya tentang walimatul urs
dalam kesederhanaan. Selamat kawan!
Ditolak Calon Mertua?
Soal pernikahan memang ada ragam tak terbilang. Dibutuhkan lebih
dari sekedar keberanian. Karena niat yang baik belum tentu berakhir manis. Seolah
merapal lirik tembangnya The Rain barengan Endank Soekamti.
Aku sudah mulai lupa
Saat pertama rasakan lara
Oleh harapan yang pupus
Hingga hati cedera serius
...
Begini rasanya terlatih patah hati
Hadapi getirnya terlatih disakiti
Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa)
Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)
Penuh luka itu pasti tapi aku tetap
bernyanyi
Mendekati sang calon saja mungkin butuh perjuangan panjang. Berdarah-darah.
Kadang mesti memunculkan rasa bermusuhan dengan kawan sepermainan L. Tapi itu belum cukup, sebab terkadang
kata akhir menuju pelaminan ditentukan oleh orang yang merawati sejak kecil,
alias orang tua alias calon mertua (camer) kita.
(Jadi ingat masa lalu, dengan status pegawai honorer berpenghasilan
jutaan (0,4 jutaan), dari keluarga sangat sederhana, bernasab biasa saja,
bertinggal di desa, mahasiswa tak lekas jadi sarjana. Seperti tak ada yang bisa
bikin bangga. Tentu ditolak calon mertua sudah menjadi hal biasa) _sejarah_
Ditolak calon mertua mungkin jutaan orang di dunia pernah
mengalaminya. Ditolak bahkan sebelum melamar! Jadi jangan sedih, kita*) tidak
sendirian. *) Pakai istilah kita untuk cari aman, cari teman J Bahkan seorang saleh sekaliber Salman al
Farisi pun pernah ditolak lamarannya. Sahabat Rasulullah Saw. itu ditolak saat
melamar, dan lebih nyesek lagi si perempuan justru menginginkan Abu
Darda’ yang tak lain merupakan juru bicara lamaran sekaligus sahabat Salman.
Lalu apa kata Salman? ”Allahu Akbar!” seru Salman. ”Semua mahar
dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku
akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
Tentu kita mungkin tak sekuat Salman. Tapi yakinlah, ketika calon
mertua menolakmu, ada jutaan calon mertua lain yang siap menerimamu. Jadi,
alihkanlah perhatian pada calon mertua lain, yang mungkin siap menerimamu
dengan ikhlas sebagai menantu.
Tentu ada banyak alasan camer menolak kita. Karena setiap orang tua
ingin yang terbaik buat anaknya. Apalagi di zaman sekarang ini, orang lebih
berfikir logis dan realistis. Jawaban “Rizki datang dari Allah, dan Allah yang
menjamin.” Tentu tak salah. Hanya saja barangkali bagi camer masih menyisakan
resah.
Lalu berkelebat sepenggal janji yang tersemat dalam Kalam mulia, “Jika
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur:
32). Tentang ayat ini, Ibnu Mas’ud menguraikan, “Carilah kaya (hidup berkecukupan)
dengan menikah.”
So, selamat berjuang kawans. Ingat, ditolak satu ada sejuta calon
mertua siap menerimamu!
Tidak ada komentar untuk "Ditolak Satu, Ada Sejuta Calon Mertua Siap Menerimamu"
Posting Komentar